banner 728x250
Berita  

Datuk Juprian SE,Panglimo Besar( LHMB) Laskar Hulubalang Melayu Bersatu Salah Satu Tokoh Muda Yang Di Miliki Riau

banner 120x600
banner 468x60

Topikriau.com, Pekanbaru, 20 Mei 2025 – Depan balai adat LAMR,Di bawah terik matahari yang membakar halaman Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), sekumpulan pria berbaris rapi dengan seragam khas melayu, menampilkan wibawa yang tak sekadar seremonial. Mereka adalah Laskar Hulubalang Melayu Bersatu, benteng terakhir dari perjuangan budaya dan keadilan masyarakat Riau. Di tengah-tengah barisan itu berdiri sosok yang menjadi jantung perjuangan, Juprian, SE., Panglima Besar laskar tersebut.

Juprian bukan sekadar nama dalam perjuangan Daerah Istimewa Riau. Ia adalah representasi dari jiwa Melayu yang tak lekang oleh waktu. Lahir pada 19 Juli 1972 di Bagan Siapi-api, dalam keluarga yang berakar kuat pada nilai-nilai adat dan kebudayaan Melayu, Juprian membawa darah pejuang dan semangat mempertahankan martabat daerah yang kaya akan sumber daya alam, namun kerap kali terpinggirkan secara politik dan budaya.

Berpendidikan ekonomi dan aktif sebagai wiraswasta, Juprian tidak terjebak dalam dunia bisnis semata. Ia memilih menjadi suara dari mereka yang selama ini hanya menjadi penonton di negeri sendiri. “Riau ini tanah yang kaya, tapi rasa keadilannya terasa miskin,” ujarnya dalam sebuah perbincangan eksklusif. Kalimat itu bukan hanya kritik, melainkan cermin luka sejarah yang dalam dan harapan yang belum padam.

banner 325x300

Jejak perjuangan Juprian membentang jauh, dari aktif di organisasi kepemudaan, serikat pekerja, himpunan nelayan hingga pernah masuk dalam ranah politik sebagai Wakil Ketua 1 DPD Partai Gerindra Riau. Namun, gelar Panglima Besar Laskar Hulubalang Melayu Bersatu adalah panggilan jiwa yang ia emban dengan penuh kesungguhan. Laskar ini bukan sekadar lambang adat, melainkan wadah kolektif yang menyuarakan aspirasi masyarakat yang selama ini terabaikan.

Dalam konteks Daerah Istimewa Riau, laskar ini menjadi simbol kekuatan budaya yang hidup dan bergerak, bukan warisan museum. “Kami membawa sejarah, air mata, dan harapan,” tegas Juprian. Menurutnya, perjuangan ini bukan tentang perlawanan terhadap negara, melainkan pengingat agar hak dan suara Riau tetap dihormati dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perjuangan Riau tidak lepas dari luka panjang sejak bergabung dengan NKRI. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak adil, marginalisasi politik, dan redupnya penghargaan terhadap budaya lokal telah memantik gelombang kekecewaan yang dirajut dalam dua Kongres Rakyat Riau. Juprian, yang menyaksikan semua ini secara langsung, bertekad menjadikan Laskar Hulubalang Melayu Bersatu sebagai wadah menyatukan berbagai elemen masyarakat—dari budayawan, ulama, hingga petani dan nelayan.

Bagi Juprian, perjuangan ini harus berlandaskan pada kearifan lokal, dimana adat dan pantun menjadi bagian integral setiap aksi dan seruan mereka. “Kalau Yogyakarta punya istimewa karena sejarah kerajaannya, Aceh dengan syariatnya, dan Papua dengan otonomi khusus, mengapa Riau tidak bisa mendapatkan hak yang sama karena kontribusi ekonomi dan kekayaan budayanya?” ujarnya.

Meski bukan orator yang banyak tampil di media nasional, pengaruh Juprian nyata di akar rumput. Namanya bergaung dari pesisir Bengkalis hingga pedalaman Kuantan, membangkitkan semangat rakyat yang ingin berdiri setara. Di rumah sederhananya di Pekanbaru, Juprian menyimpan arsip perjuangan yang menjadi bukti hidup perjalanan panjang yang penuh tantangan.

Dengan dukungan penuh dari istri tercinta, Herlina, dan anak semata wayangnya, Wanda Rizcha Putri, yang kini menempuh studi Magister Manajemen, Juprian terus melangkah penuh keyakinan. “Saya tak ingin mati sia-sia. Saya ingin mati sebagai orang yang pernah berjuang untuk keadilan rakyatnya,” katanya penuh tekad.

Kini, di usianya yang ke-53, Juprian tidak hanya menjadi panglima laskar, tapi juga simbol perlawanan kultural. Ia adalah penjaga obor Melayu di tengah derasnya arus zaman yang semakin menantang identitas dan hak-hak daerah.

Sejarah nanti akan mencatat nama Juprian, SE. sebagai salah satu pejuang besar yang menabur benih keadilan bagi tanah Melayu Riau—dalam syair, dalam pantun, dan dalam ingatan kolektif yang akan terus hidup.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *